DETIL ARTIKEL

Pengusaha Keripik Pisang di Bululawang, Biasa Untung Jutaan Rupiah, Alami penurunan penghasilan

    Dibaca 654 kali bululawang informasi Covid 19

SUTIONO (40) Warga Dusun Kedunggajul Desa Bululawang, Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar, kini sukses sebagai pengusaha keripik pisang di tanah kelahirannya.

 

Pengusaha kripik pisang yang akrab disapa Pak Sut, saat ditemui disela aktivitasnya menerangkan, Usaha yang ditekuninya mulai berkembang, saat ini masuk usia prokdusi ke-6 tahun jalan. 

“Ini mulanya sekedar iseng bikin cemilan keripik pisang,” Pak Sut (28/01/2021).

Sebab, kata Pak Sut, sebelum menjalani sebagai pengusaha keripik pisang saat ini, dirinya bekerja sebagai mandor bangunan.

 

“Dulu saya sebagai mandor bangunan,” katanya.

Seiring berjalan waktu dan mulai dari iseng membuat keripik pisang, kata Pak Sut menjelaskan, sewaktu itu membuat keripik pisang dengan kemasan mungil yang dititipan ke tiap warung sekitar tetangga rumah.

“Waktu pertama saya coba bikin keripik dengan kemasan kecil dan masih ingat, harga jualnya pun gopean (Rp 500),” katanya.

Saat menjalani penitipan keripik pisang disetiap warung tetangga, kata Pak Sut, lambat laun mengalami peningkatan penjualan yang cukup cepat dan memuaskan.


“Sehingga dari sana, jumlah produksi keripik pisang mengalami peningatan, untuk mengikuti pasar,” katanya.

 

Dimasa Pandemi Covid-19 Hingga Menghadapi AKB (Adaptasi Kebiasaa Baru)

 

Semasa masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, kata dia, tentu membuat pegalaman buruk dalam pengembangan usaha keripik pisang.

“Sebab dalam waktu kemarin, atau selama sebulanan itu pesanan keripik pisang mengalami penurunan,” ujarnya.

Alasan itu akibat berkurangnya pasar dan keterhambatan sirkulasi ekonomi yang terjadi di semua aspek kehidupan.


“Bulan kemarin pesanan menurun, karena susah pemasaran,” katanya.

Penurunan tampak dari jumlah produksi hingga menghadapi adaptasi kebiasaan baru atau dikenal dengan New Normal.

“Jumlah produksi paling hanya 50 persen,” ujarnya. 

Padahal untuk setiap harinya, kata Pak Sut, sebelum pandemi Covid-19 terjadi, keuntungan cukup banyak.

“Cukup menjanjikan untuk usaha dalam meraup keuntungan,” katanya.

Hal itu muncul dari total yang dikalkulasikan berapa banyak jumlah ketersedian keripik pisang untuk para konsumen.



“Dulu seblum musim corona, untuk keuntungan sehari bisa masuk untung Rp 1 jutaan dari sebanyak 50 kg saat produksi pembuatan keripik pisang,” katanya.

Pak Sut berharap dalam usahanya bisa kembali normal, seperti sebelum terjadi masa pandemi Covid-19.

“Kemudian juga, sebagai harapan bisa mendapat perhatian dalam penambahan modal untuk meningatkan jumlah produksi usahanya,” katanya. (*)

 

 Penulis: Andika Tripitono
Editor: Peni Harsoni

 Sutiono dan usahanya