DETIL ARTIKEL

Kemegahan Desa Bululawang Sambut HUT RI ke-80 dan Hari Jadi Blitar ke-701

    Dibaca 23 kali

BLITAR – Semangat nasionalisme dan kebanggaan lokal membara di Desa Bululawang, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Desa yang terletak di pesisir selatan Jawa Timur ini tampil meriah dan penuh warna dalam menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia serta Hari Jadi ke-701 Kabupaten Blitar.

Berbagai rangkaian kegiatan digelar secara megah oleh pemerintah desa bersama warga. Mulai dari lomba tradisional, karnaval budaya, hingga pentas seni, semua digelar dengan penuh semangat gotong royong dan kekompakan.

 

Kepala Desa Bululawang, Sutikno, menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat. “Ini bukan hanya soal perayaan, tapi momentum mempererat kebersamaan warga sekaligus menunjukkan identitas budaya lokal,” ujarnya dalam pembukaan acara puncak, Sabtu (7/9).

Didampingi oleh Sekretaris Desa, Peni Harsoni, Kades Sutikno membuka acara dengan tabuhan gong dan pelepasan balon merah putih ke udara sebagai simbol harapan dan cita-cita bangsa yang terus melambung tinggi.

 

Camat Bakung, Agus Muntalip Setiawan, yang hadir sebagai tamu kehormatan turut memberikan apresiasi tinggi. Ia menilai Desa Bululawang merupakan contoh desa yang berhasil memadukan nilai-nilai nasionalisme dengan kearifan lokal.

“Desa Bululawang berhasil menunjukkan bahwa kemajuan bisa dicapai tanpa meninggalkan akar budaya. Ini sangat membanggakan,” ungkap Agus dalam sambutannya di hadapan ratusan warga.

Salah satu kegiatan yang paling menyita perhatian adalah kegiatan jalan sehat desa, di mana setiap RT menampilkan tema berbeda-beda, mulai dari perjuangan kemerdekaan, keragaman suku di Indonesia, hingga potensi wisata bahari yang dimiliki Bululawang.

Warga terlihat kompak mengenakan kostum khas, membawa replika perahu nelayan, menampilkan tarian tradisional, bahkan ada yang menghadirkan miniatur Candi Penataran sebagai simbol kejayaan Blitar di masa lampau.

Tidak hanya itu, malam harinya digelar pentas seni dan budaya yang menampilkan gamelan, wayang kulit, hingga pertunjukan musik lokal. Generasi muda desa juga unjuk kebolehan dalam paduan suara dan drama kolosal bertema perjuangan kemerdekaan.

Sekretaris Desa, Peni Harsoni, mengungkapkan bahwa seluruh rangkaian acara dipersiapkan dengan kerja keras selama lebih dari satu bulan. “Semua dikerjakan secara swadaya dan gotong royong, mulai dari ibu-ibu PKK, karang taruna, sampai perangkat desa,” ujarnya.

Yang tak kalah meriah adalah lomba-lomba tradisional seperti panjat pinang, balap karung, tarik tambang, dan lomba memasak nasi goreng khas Bululawang. Anak-anak hingga orang tua terlibat aktif dan menjadikan suasana desa semakin hidup.

Untuk menambah semangat peringatan, pemerintah desa juga memasang bendera merah putih di sepanjang jalan utama desa, menghias gapura, serta memasang umbul-umbul dan lampu warna-warni di malam hari.

Warga mengaku senang dan bangga dengan perayaan tahun ini. Menurut mereka, HUT ke-80 RI dan Hari Jadi Blitar ke-701 adalah momen penting untuk merefleksikan sejarah sekaligus membangun optimisme menuju masa depan.

“Dulu nenek moyang kita berjuang merebut kemerdekaan. Sekarang giliran kita berjuang membangun desa. Lewat acara seperti ini, rasa cinta tanah air dan desa makin tumbuh,” ujar Wahyu, salah satu pemuda karang taruna.

Tak hanya warga lokal, sejumlah pengunjung dari desa sekitar dan kecamatan lain turut hadir dan menikmati kemeriahan yang berlangsung hingga larut malam.

Panitia juga menyediakan stand UMKM desa yang menjual berbagai produk unggulan seperti olahan ikan, batik pesisir, hingga kerajinan tangan dari bambu dan enceng gondok. Ini menjadi ajang promosi potensi ekonomi lokal yang patut dikembangkan lebih luas.

Camat Agus Muntalip Setiawan menyatakan bahwa kegiatan seperti ini akan terus didorong agar menjadi agenda tahunan. Ia bahkan menyebut akan membawa inisiatif Bululawang ini sebagai inspirasi bagi desa-desa lain di wilayah Kecamatan Bakung.

“Desa Bululawang telah memberi contoh nyata bahwa pembangunan tidak harus selalu berbasis infrastruktur, tetapi juga bisa lewat pembangunan budaya dan sosial masyarakat,” tegasnya.

Acara ditutup dengan doa bersama dan pemutaran video dokumenter sejarah perjuangan Indonesia serta perkembangan Kabupaten Blitar dari masa ke masa, menambah nilai edukatif dalam kemeriahan yang berlangsung.

Kades Sutikno berharap, semangat gotong royong yang tercermin dalam perayaan ini bisa menjadi modal sosial untuk membangun desa ke depan. “Semoga ini menjadi titik tolak untuk menjadikan Bululawang semakin maju, mandiri, dan berdaya saing,” pungkasnya.